Foto:Kapolres, Kasatres dokter Forensik dan kaur Identifikasi tunjukan sebilah pisau dan Baju Almarhum. (Redaksi)
REDELONG (GAYOExpost.com) – Misteri kematian seorang warga di Alur Pungke, Kabupaten Bener Meriah, akhirnya terjawab. Polres Bener Meriah bersama Tim Inafis Polda Aceh dan dokter forensik melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan penyebab kematian sekaligus memberikan kejelasan kepada keluarga korban.
Pada saat Konferensi pers yang digelar di Aula Polres Bener Meriah, Rabu (14/8/2025) sekitar pukul 17.00 WIB. Hadir Kapolres Bener Meriah AKBP Aris Cai Dwi Susanto, S.I.K., M.I.K., didampingi Kasat Reskrim, Kaur Identifikasi, Kasi Humas, dokter forensik RSUD Muyang Kute, saksi-saksi, pihak keluarga korban, serta Reje Kampung setempat.
Kapolres menjelaskan, pihaknya sengaja menghadirkan Tim Inafis Polda Aceh dan dokter forensik untuk memastikan kebenaran fakta di lapangan.
“Dokter forensik ini dipercaya di enam rumah sakit, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Kami sampaikan secara transparan agar tidak ada lagi spekulasi di masyarakat,” tegas Kapolres.
Kasatreskrim dan Kaur Identifikasi memaparkan, laporan pertama datang dari masyarakat. Sebelum tim tiba di lokasi, korban ditemukan oleh istrinya dalam keadaan terluka. Korban sempat dibawa ke puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong akibat kehabisan darah.
Saat olah TKP, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk sebilah pisau sepanjang 30 cm yang diketahui milik korban dan biasa digunakan sehari-hari.
“Kami tidak menemukan percikan darah di lokasi selain di sekitar tubuh korban, serta tidak ada tanda kekerasan seperti baju robek. Artinya, tidak ada indikasi pembunuhan,” jelasnya.
Pihak kepolisian juga menyebut, korban dikenal sebagai sosok yang baik dan rajin salat Subuh berjamaah. Namun, pada hari kejadian, korban tidak terlihat di masjid dan sempat menunjukkan perubahan perilaku sebelum meninggal dunia.
Hasil pemeriksaan bersama Tim Inafis Polda Aceh dan dokter forensik memperkuat kesimpulan tersebut.
Dokter forensik dr. Busyra Wanranto, Sp.F.M., menegaskan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan yang mengarah pada pembunuhan.
“Jika ada luka, sifatnya lebih dalam dan terbatas, bukan sayatan luar yang banyak. Luka yang ditemukan di perut, lengan, dan leher korban tidak menunjukkan indikasi pembunuhan,” terangnya.
Di akhir konferensi pers, pihak keluarga menyatakan menerima hasil penyelidikan polisi dan mengikhlaskan kepergian almarhum.
REDAKSI